Untuk membangun sebuah web page atau membuat website dibutuhkan sebuah bahasa pemrograman yang dikenal dengan sebutan web scripting. Dikatakan script karena perintah kode program tersebut di-interpreter dan tidak ada kompilasi untuk menjadikan file exe (executable). Berdasarkan letak proses interpreter maka web scripting dibagi menjadi dua kategori yaitu :
Client Side
Server Side
Client Side dilakukan oleh web browser seperti Internet Explorer, Netscape, Opera, Firefox, Safari dan browser-brewser lainnya. Untuk contoh bahasa client side adalah HTML, CSS, javascript, VBscript, dan xml.
Sedangkan untuk Server Side dilakukan oleh web server seperti PWS (Personal Web Server untuk Sistem Operasi 98), IIS,Apache, Tomcat, Xitami dan JOPE. Untuk Contoh bahasa server side adalah ASP(.Net), PHP, JSP, CFM dan CGI/PL
Psikoterapi (psychotherapy)
adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan
gangguan psikis melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik
yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosionalnya
dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran dan emosinya, sehingga individu
tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.
Menurut Carl Jung, psikoterapi telah
melampaui asal-usul medisnya dan tidak lagi merupakan suatu metode perawatan
orang sakit. Psikoterapi kini juga digunakan untuk orang sehat atau pada mereka
yang mempunyai hak atas kesehatan psikis yang penderitaannya menyiksa kita
semua. Menurut pendapat Jung ini, bangunan psikoterapi selain digunakan untuk
fungsi kuratif (penyembuhan), juga berfungsi preventif
(pencegahan), dan konstruktif (pemeliharan dan pengembangan jiwa yang
sehat).
Psikoterapi sangat berguna untuk:
Membantu penderita dalam memahami dirinya, mengetahui
sumber-sumber psikopatologi dan kesulitan penyesuaian diri, memberi
perspektif masa depan yang lebih cerah.
Membantu penderita mendiagnosis bentuk-bentuk psikopatologi,
dan
Membantu penderita menentukan langkah-langkah praktis
dan pelaksanaan pengobatannya.
B. BENTUK-BENTUK DAN TEKNIK PSIKOTERAPI
Psikoterapi dalam Islam dapat
menyembuhkan semua aspek psikopatologi, baik yang bersifat duniawi maupun
ukhrawi. Psikoterapi hati itu ada lima macam :
Membaca Al-Quran sambil mencoba memahami artinya;
Melakukan shalat malam;
Bergaul dengan orang yang baik atau salih;
puasa
zikir malam hari yang lama
1. membaca Al-qur’an
Al-Quran dianggap sebagai terapi
yang pertama dan utama, sebab didalamnya memuat resep-resep mujarab yang dapat
menyembuhkan penyalkit jiwa manusia. Tingkat kemujarabannya sangat tergantung
seberapa jauh tingkat sugesti keimanan pasien.
Al-Qurthubi dalam tafsirnya
menyebutkan bahwa ada dua pendapat dalam memahami term syifa’ dalam ayat
tersebut. Pertama, terapi bagi jiwa yang dapat menghilangkan kebodohan
dan keraguan, membuka jiwa yang tertutup, serta dapat menyembuhkan jjwa yang
sakit; kedua, terapi yang dapat menyembuhkan penyakit fisik, baik dalam
bentuk azimat maupun tangkal. Sementara Al-Thabathaba’I mengemukakan bahwa syifa’
dalam Al-Qur’an memiliki makna “terapi ruhaniah” yang dapat menyembuhkan
penyakit batin. Al-Thabathaba’I jiga mengemukakan bahwa Al-Quran juga dapat
menyembuhkan penyakit jasmani, baik melalui bacaan atau tulisan.
Menurut al-Faidh al-Kasyani dalam
Tafsirnya mengemukakan bahwa lafal-lafal al-Quran dapat menyembuhkan penyakit
badan, sedangkan makna-maknanya dapat menyembuhkan penyakit jiwa. Menurut Ibnu
Qayyim al-Jauziyah, bacaan al-Quran mampu mengobati penyakit jiwa dan badan
manusia. Obat yang mujarab yang dapat mengobati kedua penyakit ini adalah
hidayah al-Quran.
Kemukjizatan lafal al-Quran bukan
hanya perkalimat, tetapi perkata, bahkan perhuruf. Hal itu dianalogikan dengan
sabda Nabi bahwa pahala membaca al-Quran bukan perkalimat atau perkata, tetapi
per huruf. Apabila al-Quran dihadapkan pada orang yang sehat mentalnya, maka ia
bernilai konstruktif. Artinya, ia dapat memperkuat dan mengembangkan
integritas dan penyesuaian kepribadian dirinya. Karena itu, berobat dengan
menggunakan al-Quran, baik secara lahiriah maupun batiniah, tidak hanya ketika
dalam kondisi sakit, namun sangat dianjurkan dalam kondisi sehat.
2. Shalat diwaktu malam
Shalat tahajjud memiliki banyak
hikmah. Diantaranya adalah (1) setelah melakukan ibadah tambahan (nafilah),
baik dengan shalat maupun membaca al-Quran, maka dirinya mendapatkan kedudukan
terpuji dihadapan Allah SWT; (2) memiliki kepribadian sebagaimana kepribadian
orang-orang salih yang selalu dekat (taqqarub) kepada Allah SWT,
terhapus dosanya dan terhindar dari perbuatan munkar; (3) jiwanya selalu hidup
sehingga mudah mendapatkan ilmu dan ketenteraman, bahkan Allah SWT menjajikan
kenikmatan surga baginya; (4) doanya diterima, dosanya mendapatkan ampunan dari
Allah SWT, dan diberi rizki yang halal dan lapang tanpa susah payah mencarinya;
(5) sebagai ungkapan rasa syukur terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah
SWT sebagai rasa syukur, nabi SAW sendiri selalu melakukan tahajjud walaupun
tumit kakinya bengkak.
Setelah shalat sunat di malam hari,
amalan yang perlu dilakukan adalah berdo’a, berdzikir dan membaca wirid, sebab
berdoa di malam hari mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Sabda Nabi SAW : “Sesuatu
yang lebih mendekatkan Tuhan kepada hamba-Nya di tengah malam adalah apabila
engkau mampu melakukan zikir kepada Allah maka lakukanlah.”
Shalat juga merupakan terapi psikis
yang bersifat kuratif, preventif, dan konstruktif sekaligus. Pertama,
shalat membina seseorang untuk melatih konsentrasi yang integral dan
komprehensif.hal itu tergambar dalam niat dan khusyu’. Kedua, shalat
dapat menjaga kesehatan potensi-potensi psikis manusia, seperti potensi kalbu
untuk merasa (emosi), potensi akal untuk berpikir (kognisi), dan potensi
syahwat (appetite) dan ghadab (defense) untuk berkarsa (konasi). Denga shalat,
seseorang dapat menjaga dua dari lima prinsip kehidupan. Lima prinsip kehidupan
itu adalah memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara keturunan,
dan memelihara kehormatan dan harta benda. Dengan shalat ia mampu menjaga
agamanya, sebab shalat merupakan tiang agama. Demikian juga ia dapat menjaga
akalnya agar terhindar dari segala zat yang membahayakan. Ketiga, shalat
mengandung doa yang dapat membebaskan manusia dan penyakit batin.
Dosa adalah penyakit
(psikopatologi), sedang obat (psikoterapi)-nya adalah taubat. Shalat adalah
manifestasi dari taubat seseorang, karena dalam shalat seseorang kembali (taba)
pada Pencipta-nya.salah satu indikator taubat adalah mengakui kesalahan dan
dosa-dosa yang diperbuat. Dengan pengakuan akan dosa dan permohonan untuk
penghapusan dosa dalam doa iftitah, menghantarkan seseorang untuk
kembali pada fitrah aslinya yang terbebas dari segala penyakit batin. Bahkan
dalam hadis lain, shalat lima waktu dapat membersihkan fisik dan psikis
seseorang seperti orang yang membersihkan tubuhnya lima kali dalam sehari
semalam.
3. Bergaul dengan orang
shalih.
Orang yang salih adalah orang yang
mampu mengintegrasikan dirinya dan mampu mengaktualisasikan potensinya
semaksimal mungkin dalam berbagai dimensi kehidupan. Dalam tradisi kaum sufi,
seseorang yang shalih dan dapat menyembuhkan penyakit ruhani manusia disebut
dengan al-thabib al-ilahi atau mursyid. Menurut al-Syarqawi, adalah
al-thabib al-murabbi (dokter pendidik). Dokter seperti ini lazimnya memberikan
resep penyembuhan kepada pasiennya melalui dua cara, yaitu:
1. negative (al-salabi), dengan cara
membersihkan diri dari segala sifat-sifat dan akhlak yang tercela.
2. positif (al-ijabi), dengan
mengisi diri dari sifat-sifat atau akhlak yang terpuji.
Menurut Sa’id Hawwa, menyatakan
bahwa zikir, wirid, dan amalan-amalan tertentu belum cukup untuk mengobati
penyakit jiwa, melainkan diperlukan ilmu yang disertai dengan mujahadah. Baik
mursyid maupun al-thabib al-ilahi, keduanya memiliki-pinjam istilah Abraham
Maslow-pengalaman puncak (peak experience), sebab selain mereka
melaksanakan kewajiban-kewajiban pokok juga melakukan perluasan diri (extension
of the self) dengan ibadah-ibadah khusus.
4. Melakukan puasa.
Puasa disini adalah menahan diri
dari segala perbuatan yang dapat merusak citra fitri manusia. Pembagian puasa
ada 2:
1. Puasa fisik, yaitu menahan
lapar,haus, dan berhubungan seks.(bukan miliknya atau bukan pada tempatnya)
2. Puasa psikis, yaitu menahan hawa
nafsu dari segala perbuatan maksiat.
Puasa juga mampu menumbuhkan
efekemosional yang positif, seperti menyadari akan kemaha kuasaan Allah SWT,
menumbuhkan solidaritas dan kepedulian terhadap orang lain, serta menghidupkan
nilai-nilai positif dalam dirinya untuk aktualisasi diri sebaik mungkin. Hikmah
lapar menurut Al-Ghazali:
-
Menjernihkan Qalbu dan mempertajam pandangan
-
Melembutkan Qalbu sehingga mampu merasakan kenikmatan batin
-
Menjauhkan prilaku yang hina dan sombong
-
Mengingatkan jiwa manusia akan cobaan dan azab Allah
-
Memperlemah syahwat dan tertahannya nafsu amarah yang buruk
-
Mengurangi jam tidur dan memperkuat kondisi terjaga dimalam hari untuk ibadah
-
Mempermudah seseorang untuk selalu tekun beribadah
-
Menyehatkan badan dan jiwa serta menolak penyakit
-
Menumbuhkan sikap mendahulukan suka membantu orang lain dan mudah bersedekah.
5. Zikir
Zikir dalam arti sempit memiliki
makna menyebut asma-asma Allah dalam berbagai kesempatan. Sedangkan dalam arti
luas mengingat segala keagungan dan kasih saying Allah SWT yang telah
diberikan,serta dengan menaati perintahnya dan menjauhi larangannya
Psikoterapi
berawal dari upaya menyembuhkan pasien yang menderita penyakit jiwa
Berabad-abad yang lalu
Orientasi
mistik —> upaya mengusir roh jahat dengan cara tidak manusiawi (mengisolasi,
mengikat, memasung, memukul)
Philipe Pinel
Melakukan
pendekatan bersifat manusiawi, yang berorientasi kasih sayang (love oriented
approach) —> mendirikan
Anton Mesmer
Mempergunakan
teknik hypnosis & sugesti, teknik hypnosis kemudian digunakan oleh
Jean Martin Charcot
Paul Dubois
Merumuskan
& menekankan peranan penting teknik berbicara (speech technique, talking
cure) yang digunakan kepada pasien. Paul Dubois tercatat sebagai “The First
Psychotherapiest”
Joseph Breuer
(senior dari Sigmund Freud) & Sigmund Freud
Menggunakan
teknik hypnosis & teknik berbicara dalam upaya menyembuhkan pasien2
histeria
Pada Breuer —> talking cure
dilakukan terhadap pasien dalam keadaan hypnosis
Pada Sigmund Freud —> talking cure dilakukan terhadap pasien dalam keadaan
sadar (cikal bakal lahirnya psikoanalisis)
B. Pengertian
Psyche : mind
/ jiwa
Therapy : merawat,
mengobati, menyembuhkan
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN PSIKOTERAPI ?
Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli. Antara lain yaitu bahwa
psikoterapi adalah terapi atau pengobatan yang menggunakan cara-cara
psikologik, dilakukan oleh seseorang yang terlatih khusus, yang menjalin
hubungan kerjasama secara profesional dengan seorang pasien dengan tujuan untuk
menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan akibat
penyakit. Definisi yang lain yaitu bahwa psikoterapi adalah cara-cara atau
pendekatan yang menggunakan teknik-teknik psikologik untuk menghadapi
ketidakserasian atau gangguan mental.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, talking cures telah digunakan
orang sejak berabad yang lalu. Misalnya, Soranus dari Ephesus, seorang dokter
pada abad pertama Masehi, menggunakan percakapan atau pembicaraan untuk
pasien-pasiennya dan mengubah ide-ide yang irasional dari pasien depresi. Kini,
dalam terapi kognitif (salah satu jenis psikoterapi), terapis menelusuri cara
berpikir yang irasional pada pasien-pasien depresi dan membimbing mereka agar
kemudian dapat mengatasinya sendiri.
Bermula dari Sigmund Freud, pada akhir abad ke-sembilanbelas, yang memaparkan
teori psikoanalisisnya, psikoterapi kian berkembang hingga kini. Teknik dan
metode yang dicetuskan oleh Freud dapat dikatakan merupakan dasar dari
psikoterapi, yang tampaknya, dalam praktek sehari-hari masih tetap digunakan sebagai
dasar, apa pun teori yang dianut atau menjadi landasan atau pegangan bagi
seseorang yang melakukan psikoterapi.
Ada beberapa pengertian lain psikoterapi dari Wohlberg dan
Corsini. Menurut Wohlberg, psikoterapi adalah pengobatan dengan cara
psikologis dari masalah yang bersifat emosional di mana seseorang terlatih
sengaja membangun hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan:
- Menghapus, mengubah atau menghambat gejala
- Yang terganggu pola mediasi perilaku
- Meningkatkan pertumbuhan kepribadian yang
positif dan pengembangan.
Sedangkan menurut Corsini, psikoterapi adalah
Proses interaksi formal 2 pihak (2 orang/lebih), bertujuan memperbaiki keadaan
yang tidak menyenangkan (distres) pada salah 1 pihak karena tidak berfungsinya
/ ketidakmampuan pada fungsi kognitif, afeksi atau perilaku, dengan terapis
berusaha mengembangkan memelihara atau mengubahnya dengan menggunakan metode2
sesuai pengetahuan & skill, serta bersifat profesional & legal.
C. Ada tiga ciri utama psikoterapi, yaitu:
Dari segi proses : berupa interaksi antara dua
pihak, formal, profesional, legal dan menganut kode etik psikoterapi.
Dari segi tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis
seseorang, mengatasi masalah psikologis atau meningkatkan potensi
psikologis yang sudah ada.
Dari segi tindakan: seorang psikoterapis melakukan
tindakan terapi berdasarkan ilmu psikologi modern yang sudah teruji
efektivitasnya.
D. Tujuan psikoterapi
Tujuan
psikoterapi antara lain:
Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan
psikologis.
Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian
yang positif.
Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang
benar.
Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
Mengembangkan potensi klien.
Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi
sosial.
Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
Membantu penyembuhan penyakit fisik.
Meningkatkan kesadaran diri.
Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi
masalah.
Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan
dan masih banyak lagi.
E. TAHAP-TAHAP PSIKOTERAPI
Setelah mengatahui tujuan terapi perlu mengetahui tahapan-tahapan dalam terapi.
a. Wawancara
Terapis akan mengetahui keluhan atau permasalahan klien. Dalam tahap ini perlu dikemukakan :
• Aturan-aturan apa saja yang perlu diketahui oleh klien.
• Apa yang akan dilakukan oleh terapis
• Apa yang diharapkan klien
• Adanya persekutuan antara klien dengan terapis untuk melawan masalah yang dihadapi klien.
• Perlu dibina rapport, yaitu hubungan yang menimbulkan keyakinan dan
kepercayaan klien bahwa ia akan dapat ditolong. Tanpa ini klien akan
lari sebelum mulai. Terapi tidak akan berjalan seperti yang diharapkan.
• Perlu dikembangkan komitmen klien untuk menjalankan perannya sebagai klien.
• Kontrak terapeutik, perlu pula dikemukakan.
• Persetujuan antara tugas klien dan tugas terapis kapan dan dimana terapi dilakukan dan berapa lama.
• Kemukakan tujuan yang akan dicapai oleh klien dalam trapi. Apa yang
dapat dijanjikan terapis dan apa yang dapat diharapkan oleh klien
• Untuk menyakinkan klien perlu dikemukakan keberhasilan yang telah
dialami terapis untuk kasus-kasus yang sama. Atau dapat dikemukakan
hasil penelitian tentang efektivitas pendekatan yang digunakan terapis.
Tugas terapis adalah memberikan perhatian penuh dan mendengarkan dengan seksama apa yang diungkapkan oleh klien.
Tugas klien adalah menceritakan semuanya pada terapis. Jangan sampai
terbalik bahwa terapis yang banyak bicara dank lien yang mendengarkan.
Terapis banyak memberikan nasehat dank lien hanya mendengarkan saja.
Kalau sampai terjadi seperti ini berarti bukan merupakan proses
psikoterapi tetapi konsultasi.
b. Proses Terapi
Tahap kedua dari psikoterapi adalah proses terapi. Supaya terjadi
komunikasi yang mengalir dengan baik perlu dilakukan hal-hal sbb:
• Mengkaji pengalaman klien
• Menggali pengalaman masa lalu
• Mengkaji hubungan antara terapis dank lien saat ini dan di sini
• Melakukan pengenalan, jenjelasan, dan pengartian perasaan dan arti-arti pribadi pengalaman klien
c. Pengertian ke Tindakan
Tahap ini dilakukan pada saat menjelang terapi berakhir.
Hal-hal yang perlu dilakukan terapis dan klien :
• Disini terapis mengkaji bersama klien tentang apa yang telah dipelajari klien selama terapi berlangsung.
• Apa yang telah diketahui klien akan diterapkan dalam kehidupannya nanti.
d. Mengakhiri Terapi
Terapi dapat diakhiri kalau tujuan telah tercapai. Atau apabila klien tidak melanjutkan terapi.
Demikian juga terapis dapat mengakhiri terapi kalau ia tidak dapat lagi menolong kliennya, ia mungkin dirujuk
Klien harus diberitahu beberapa waktu sebelum pengakhiran terapi, hal
ini penting karena klien akan menghadapi lingkungannya nanti sendiri
tapa bantuan terapis.
Ketergantungannya kepada terapis selama ini sedikit-sedikit harus dihilangkan dengan menumbuhkan kemandirian klien.
Sumber
http://wild76.wordpress.com/2008/08/11/sekilas-tentang-psikoterapi/